Kamis, 27 Februari 2014

Gerabah



Seni Kriya Gerabah (Teknik dalam membuat Gerabah) 
      Gerabah merupakan salah satu hasil dari seni terapan. seni terapan merupakan seni yang hasilnya memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, gerabah memiliki fungsi sebagai perkakas atau alat-alat rumah tangga. Gerabah ini terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar dengan suhu tertentu.
Kerajinan gerabah di Indonesia telah dikenal sejak zaman Neolitikum (zaman prasejarah/zaman batu baru) sekitar 3000–1100 SM. Gerabah juga dikenal dengan istilah tembikar atau keramik. Gerabah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia berupa barang pecah belah seperti tempayan, periuk, belanga, kendi, dan celengan. Teknik pembuatan gerabah pada saat itu sangat terbatas dan sederhana. Proses akhir dari
pembuatan gerabah adalah pembakaran suhu rendah dengan menggunakan jerami atau sabut kelapa.

       Sampai saat ini seni pembuatan gerabah masih bertahan di beberapa daerah di Indonesia, terutama di desa-desa. Teknik pembuatannya pun masih sederhana dan tradisional. Tujuan dari pembuatan gerabah ini pun masih hanya untuk keperluan masyarakat sehari-hari, yaitu benda-benda praktis. Belum banyak pengrajin gerabah yang menunjukkan suatu usaha untuk menciptakan gerabah yang bernilai estetis.
Berikut ini beberapa hasil seni gerabah yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia beserta fungsinya.
1. Kendi berfungsi sebagai tempat menyimpan air minum.
2. Periuk berfungsi sebagai alat untuk memasak nasi.
3. Belanga berfungsi sebagai alat untuk memasak sayur.
4. Tempayan berfungsi sebagai alat untuk menyimpan beras atau air.
5. Anglo berfungsi sebagai alat untuk memasak (serupa dengan kompor).
6. Celengan berfungsi sebagai tempat menyimpan uang.

      Selain gerabah yang dibuat secara tradisional, ada pula gerabah yang sudah dibuat dengan memerhatikan efek seni. Gerabah tersebut merupakan gerabah modern yang dikelola secara profesional. Kualitas barang yang dihasilkan pun dapat dibanggakan. Hal itu dapat dilihat dari pemilihan bahan dasar, desain, ragam hias, serta proses akhir pembuatannya.
Motif hias pada gerabah masih sangat sederhana. Hiasan ini biasanya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan alam dan budaya setempat. Beberapa motif yang biasanya terdapat pada gerabah antara lain motif geometris, anyaman, tumpal, pilin tunggal, pilin berganda, dan meander. Selain itu ada juga motif
yang mendapat pengaruh luar seperti motif awan, burung phoenix, swastika, dan matahari. Teknik yang digunakan untuk membuat motif tersebut biasanya dengan cara ditoreh, dicungkil, dipukul, dan ditempel.
Seni membuat gerabah banyak terdapat di Indonesia. Hampir di setiap pulau di Indonesia memiliki seni membuat gerabah. Daerah-daerah tersebut antara lain Plered (Purwakarta), Sitiwangun (Cirebon), Kasongan (Yogyakarta), Banjarnegara (Bandung), Kapal (Bali), Mayong (Jepara), Klampok (Purwokerto), Jatiwangi (Majalengka), Dinoyo (Malang), Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan Takalar
(Sulawesi Selatan).

Teknik Pembuatan Gerabah

       Bahan dasar yang digunakan untuk membuat gerabah adalah tanah liat.
Sebelum dibuat gerabah, tanah liat tersebut diproses terlebih dahulu dalam beberapa tahapan. Selain itu, ada juga bahan tambahan lain, yaitu kaolin. Tanah liat yang sudah siap kemudian dibentuk dengan tangan langsung atau menggunakan alat putar.
Bentuk gerabah yang akan dibuat disesuaikan dengan fungsi benda tersebut saat digunakan. Ada gerabah yang digunakan untuk alat memasak seperti periuk dan belanga, ada yang digunakan untuk menyimpan air atau beras seperti tempayan, ada yang digunakan untuk menyimpan air minum seperti kendi, dan ada yang digunakan untuk hiasan seperti guci dan vas bunga.
Peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah, antara lain pisau cukil yang terbuat dari kayu/bambu, sundip yang terbuat dari kawat, butsir dengan tangkai kayu, tali pemotong, meja putaran (subang pelarik), kayu salab atau kayu rol penggilas, dan pisau.
Dalam membuat benda yang terbuat dari bahan tanah liat diperlukan teknikteknik tertentu agar dalam prosesnya mudah dan efektif. Adapun teknik-teknik yang biasanya digunakan oleh pembuat gerabah atau keramik antara lain teknik lempeng, teknik pijat, teknik pilin, teknik putar, teknik cetak tekan, dan teknik
tuang.

1. Teknik Lempeng (Slabing)
    Teknik lempeng (slabing) merupakan teknik yang digunakan untuk membuat benda gerabah berbentuk kubistis dengan permukaan rata. Teknik ini diawali dengan pembuatan lempengan tanah liat dengan menggunakan rol kayu penggilas. Setelah menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama, kamu dapat memotong dengan pisau atau kawat sesuai dengan ukuran yang kamu inginkan. Selanjutnya, kamu
dapat membuat menjadi bentuk kubus atau persegi. Kemudian, tahap akhir diberi hiasan dengan cara ditoreh pada saat tanah setengah kering.

2. Teknik Pijat (Pinching)
    Teknik pijat (pinching) merupakan teknik membuat keramik dengan cara memijat tanah liat langsung menggunakan tangan. Tujuan dari penggunaan teknik ini adalah agar tanah liat lebih padat
dan tidak mudah mengelupas sehingga hasilnya akan tahan lama. Proses pijat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Ambil segumpal tanah liat plastis.
b. Tanah liat tersebut diulet-ulet dan dipijitpijit dengan ibu jari sambil dibentuk sesuai dengan bentuk benda yang kamu inginkan.
c. Haluskan menggunakan kuas atau kain halus.

3. Teknik Pilin (Coiling)
    Teknik pilin (coiling) adalah cara membentuk tanah liat dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali. Cara melakukan teknik ini adalah segumpal tanah liat dibentuk pilinan dengan kedua telapak tangan. Ukuran tiap pilinan disesuaikan dengan ukuran yang kamu inginkan. Panjangnya pilinan juga
disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian, pilinan tanah liat tersebut kamu susun secara
melingkar sehingga menjadi bentuk yang kamu inginkan. Jangan lupa tiap susunan ditekan dan tambahkan air supaya menempel.

4. Teknik Putar (Throwing)
    Untuk membuat gerabah dengan teknik putar (throwing), kamu memerlukan alat bantu berupa subang pelarik atau alat putar elektrik. Cara melakukan teknik ini adalah dengan mengambil segumpal tanah liat
yang plastis dan lumat. Setelah itu, taruhlah tanah liat di atas meja putar tepat di tengahtengahnya.
Lalu, tekan tanah liat dengan kedua tangan sambil diputar. Bentuk tanah liat sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Teknik putar umumnya menghasilkan benda berbentuk bulat atau silindris.

5. Teknik Cetak Tekan (Press)
    Teknik cetak tekan dilakukan dengan menekan tanah liat yang bentuknya disesuaikan dengan cetakan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan waktu yang cepat.

6. Teknik Cor atau Tuang
    Teknik cor atau tuang digunakan untuk membuat gerabah dengan menggunakan acuan alat cetak. Tanah liat yang digunakan untuk teknik ini adalah tanah liat cair. Cetakan ini biasanya terbuat dari gips. Bahan gips digunakan karena gips dapat menyerap air lebih cepat sehingga tanah liat menjadi cepat kering.

Info==>>
      Pengolahan Tanah Liat Tanah liat yang baik untuk digunakan sebagai bahan dasar membuat gerabah adalah tanah liat yang berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat dipersiapkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membuat gerabah. Pertama-tama, tanah liat disimpan di suatu tempat, kemudian disiram air hingga basah merata. Setelah itu, tanah liat didiamkan selama satuhingga dua hari. Lalu, tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan, yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Adapun secara mekanis, tanah liat digiling dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses giling manual. Tanah liat yang sudah digiling ini sudah siap untuk digunakan
membuat gerabah.

Proses Terbentuknya Samudra dan Benua



Proses Terbentuknya Benua dan Samudra 
 
Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu
bentuk benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang
panjang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Bagaimanakah benua dan
samudra terbentuk? Ada seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred
Wagener
yang mengemukakan teori tentang pembentukan benua. Menurut Alfred
Wagener, sebelum zaman Carbon (+ - 300 juta tahun yang lalu), semua benua
yang ada sekarang ini tergabung menjadi satu yang disebut Benua Pangea. Benua
Pangea kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu Benua Laurasia (di bagian
utara) dan Benua Gondwana (di bagian selatan). Proses pecahnya benua Pangea ini
terjadi sekitar 135 juta tahun lalu. Selanjutnya Benua Laurasia bagian barat bergerak
ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Benua
Amerika Utara. Sedangkan Benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa
benua, yaitu sebagai berikut.
1) Bagian barat bergeser terus ke arah barat menjadi Benua Amerika Selatan.
2) Bagian timur bergerak ke timur menjadi Benua Afrika.
3) Bagian yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak ke arah timur laut dan
menjadi India.

4) Satu bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus begerak ke
arah timur laut, dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan.
Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara bergabung menjadi satu dengan
Amerika Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia. Bagian paling selatan
yang bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dari bagian selatan
yang bergerak ke timur laut menjadi Benua Australia.
Teori Wagener disebut juga Teori Pergeseran Benua. Teori ini didasarkan pada
fakta-fakta sebagai berikut.
a. Lekukan atau bentuk pantai di Afrika Timur, Amerika Utara, dan Amerika
Selatan dengan pantai barat Eropa dan Afrika hampir sama.
b. Daratan Tanah Hijau (Greenland) menjauh dari Eropa sejauh +- 36 centimeter
setiap tahun.
c. Tanah di Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan Antartika menunjukkan
persamaan sifat.
d. Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh Afrika.

            BENUA : Hamparan daratan yang sangat luas yang pada bagian tengahnya bersifat kering karena tidak mendapat pengaruh dari angin laut yang basah dan lembab.
  Menurut pembentukannya benua di permukaan bumi telah mengalami pergeseran dan perubahan bentuk. Sekitar th. 1900 para ahli geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi bagian luar mengapung diatas lapisan yang lunak (astenosfer).
  Beberapa teori tentang gerakan yang disampaikan oleh para ahli antara lain : 1. Menurut Alfred Wagener, dalam bukunya “Die Enstehung der Kontinente und Ozeane” (Asal-usul Benua) 1915 pertama kali mengungkap teori pergeseran benua. Menurutnya di permukaan bumi pada mulanya hanya ada satu benua yaitu Pangea dan satu samudra yaitu Tethys.
  Pada zaman Trias akhir, Pangea pecah menjadi 2 benua besar yaitu Gondwana dan Laurasia. Pada zaman Karbon (65 juta th,yl) pemisahan benua sudah tampak seperti sekarang, tetapi daratan India belum bersatu dengan Asia. Selanjutnya benua-benua pecah dan bergeser dengan kecepatan 3 – 13 cm per tahun hingga pada bentuk sekarang.
  Proses Pecahnya Benua Pangea Proses pecahnya benua Pangea ini terjadi sekitar 135 juta tahun lalu dan menjadi 2 yakni, 1. Benua Laurasia bagian barat bergerak ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Benua Amerika Utara. 2. Benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa benua, yaitu sebagai berikut: 1) Bagian barat bergeser terus ke arah barat menjadi Benua Amerika Selatan. 2) Bagian timur bergerak ke timur menjadi Benua Afrika. 3) Bagian yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak ke arah timur laut dan menjadi India. 4) Satu bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus begerak ke arah timur laut, dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara bergabung menjadi satu dengan Amerika Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia. Bagian paling selatan yang bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan dari bagian selatan yang bergerak ke timur laut menjadi Benua Australia.
  Pergeseran benua
  Temuan/ bukti yang menjadi titik tolak teori A.L Wegener sebagai berikut : • Terdapat persamaan yang menyolok antara garis pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis pantai barat Eropa dan Afrika. • Daerah Greenland sekarang bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 3,6 cm per tahun, kep. Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 cm per tahun. • Samudra Atlantik semakin luas karena benua Amerika terus bergerak ke barat. • Adanya kegiatan seismik (gempa bumi) yang luar biasa disepanjang patahan San Andreas dekat pantai barat Amerika Serikat. • Batas Samudra Hindia makin mendesak ke utara; anak Benua India semula diduga agak panjang karena gerakan ke utara maka India makin menyempit dan mendekat ke benuat Asia.(menimbulkan lipatan pegunungan Himalaya)
  2. Edward Suess 1831 – 1914 Edward menyatakan bahwa persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia dan Antartika disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada awal mulanya yang merupakan satu benua disebut Gondwana. Benua yang besar tinggal sisanya, karena yang lain sudah tenggelam dibawah permukaan laut.
  Bagian Penampang Benua.
  a. b. c. d. e. Stable Platform atau daratan stabil yaitu dataran yang sangat luas terdiri atas batuan sedimen berlapis-lapis yang terhampar diatas perisai benua. misal : daratan Asia, Amerika utara bagian tengah dan Australia. Pegunungan lipatan (folded mountain belt) Yaitu jalur pegunungan yang terdapat pada tepi-tepi benua yang saling bertumbukan (konvergensi). Misalnya : jalur pegunungan yang melingkari Samudra Pasifik (Sirkum Pasifik) dan jalur pegunungan yang melingkari Laut Mediterania, Asia Selatan dan Indonesia (Sirkum Mediterania). Perisai benua (Shield) yaitu lapisan benua paling bawah (dasar benua). Lapisan ini tersusun atas batuan beku yang mengalami metamorfosis (perubahan wujud). Shelf atau tepi benua disebut juga paparan benua yaitu bagian dari benua yang tertutup air laut sampai kedalaman 200 m. misal : dangkalan sahul (paparan benua Australia), dangkalan sunda (paparan benua Asia). Lereng Benua yaitu tebing curam yang merupakan peralihan dari benua ke dasar samudra.
  Benua-benua dipisahkan oleh massa air yang luas, tetapi ada beberapa benua yang pemisahannya sebagai berikut. a. Benua Asia dan Eropa bersatu, sehingga batas benua tersebut adalah pegunungan Ural, Laut Kaspia, dan Laut Hitam. b. Benua Asia dan Afrika bersatu sehingga batas benua tersebut adalah terusan Suez dan laut merah.
  no Benua Luas/km 1 Asia 44.180.000 2 Afrika 30.295.000 3 Eropa 27.273.272 4 Amerika 42.88.568 5 australia 7.683.300 6 antartika 13.200.000
  Samudra Laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar
  Bagian Penampang Samudra
  a. Lantai Abisal yaitu lantai dasar samudra dengan kedalaman kurang dari 3000 m. misal : dasar samudra Pasifik, dasar samudra Hindia, dan samudra Atlantik. b. Palung Laut (Trench) yaitu jurang di dasar laut yang dalam; terbentuk di daerah sepanjang zona tumbukan antara lempeng benua dan lempeng samudra yang berada di dasar laut. misal : palung sunda, palung jepang, palung filiphina, palung new Britain dan palung Izu. c. Igir tengah samudra (mid oceanic ridge) yaitu jalur gunung api yang memanjang di tengah samudra. Jalur ini merupakan pusat pemekaran (spreading center) yang menyebabkan benua-benua pecah dan bergeser letaknya. Jalur ini juga merupakan pusatpusat gempa bumi. misal : igir tengah samudra atlantik.
  Teori Terjadinya Samudera Ada bebera teori tentang terjadinya samudera: 1. Contraction theory (teori kontraksi) Beberapa waktu setelah bumi terbentuk, bumi masih dalam keadaan panas. Kemudian mulai mendingin dan terbentuklah kulit bumi. Dalam waktu jutaan tahun terjadi perubahan-perubahan di dalam bumi di bawah kulit bumi. Karena terjadi pengerutan kulit bumi menyebabkan batuan yang ringan dari kulit bumi melengkung dan retak maka magma keluar ke permukaan bumi. Semua perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya continent dan cekungan samudera. Kita mengetahui bahwa kulit bumi di bawah samudera yang dalam sangat tipis. Di bawah batuan kulit bumi itu terdapat batuan yang lebih berat yang disebut Astenosfer (mantel).
  2) Gravity theory (teori Gravitasi) Beberapa ilmuan mengira bahwa cekungan samudera terbentuk ketika suatu bintang besar melintas dekat bumi. Karena gravitasi maka terjadi tarik menarik antara bintang tersebut dengan bumi. Diduga karena bumi masih panas dan lunak maka sebagian kulit bumi tertarik ke angkasa luar. Bekasnya menjadi cekungan samudera yang menurut teori ini adalah cekungan samudera Pasifik. Sedangkan bagian bumi yang terlepas adalah bulan.
  3) Meteorit theory (teori Meteorit) Menurut teori meteorit terjadinya cekungan samudera akibat jatuhan dari meteor. Diduga bahwa lekukan-lekukan danau kawah di bulan dan samudera di bumi terjadi oleh hal yang sama. Karena adanya benturan meteor yang begitu kuat maka pinggir-pinggir tempat meteor itu jatuh terjadi peninggian. Itulah yang menyebabkan terjadinya pegunungan pantai di sekitar beberapa samudera, seperi pegunungan Andes yang memanjang di sepanjang pantai Pasifik di Amerika Selatan.
  4) ContInental Drift theory (teori pergerakan benua) Teori ini dikembangkan oleh Alfred Wegener. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa ketika kulit bumi mendingin terjadi satu kontinen besar. Karena kontinen itu ringan maka terapung di atas batuan yang lebih berat yang ada di bawahnya. Setelah itu mulai terbagi menjadi dua blok. Satu blok di belahan utara dan yang lain di belahan selatan. Kedua blok itu dipisahkan oleh samudera yang disebut Tethys. Karena blokblok ini terapung dan bergerak maka pecah menjadi bagian yang lebih kecil.
  Perubahan Bentuk Laut/Samudera • Umur bumi berdasarkan penyelidikan batuan adalah lebih dari 2.000 juta tahun. • Laut tentunya lebih muda dari bumi, tetapi lebih dahulu dari gunung/pegunungan. • Bentuk laut/lautanpun dari dulu berubah-ubah karena gaya endogen (pelipatan, orogenesa, dll). • Perubahan laut/lautan itu juga terjadi karena perubahan air yang membeku berupa gletser dan es yang meliputi daratan seperti terjadinya zaman es.
  Contoh-contoh perubahan laut/lautan: 1. Pada akhir Mesozoikum awal Paleosin: Selat Malaka, selat Karimata, laut Jawa, laut Flores, laut Banda bagian Selatan, laut Arafura merupakan daratan yang disebut Paparan Sunda, Paparan Banda, dan Paparan Sahul. Sebaliknya pulau Irian sebagian besar merupakan laut (Geosinklin Irian). Juga sebagian pulau Sulawesi dan Kalimantan Utara (Geosinklin Banda dan Rejang). 2. Eosin Ta-b: Terjadi laut Jawa dan pulau Jawa bagian Utara merupakan laut. Pulau Jawa pada masa itu berada agak ke Sealatan (Geosinklin Jawa).
  LANJUTAN.. 3.Oligosin Tc-d : Sebagian dari Irian telah menjadi daratan. Sedangkan Kalimantan Timur menjadi lautdan sebagian Sumatra merupakan laut (Geosinklin Aceh) Dan seterusnya pada zaman Pleosinpun selalu berubah
  Perlu diketahui…. • Perubahan-perubahan laut/lautan ini bukan saja terjadi di Indonesia tetapi hampir di seluruh dunia, seperti: Pada Zaman Kapur Bawah dan Zaman Kapur Tengah, Australia dipisahkan oleh suatu genangan laut opikontinen. Malah menurut penyelidikan Paleogeografi zaman Kambrium Pegunungan Himalaya merupakan laut (Geosinklin Himalaya dan Tethys Timur). Daratan Asia lainnya pernah tergenang laut seperti di daerah Altai dan Siberia. Sebaliknya laut Tengah merupakan daratan. Antara Eropah dengan Amerika hanya dipisahkan di sebelah Utaranya oleh laut yang sempit (Geosinklin Kaledonia). Pegunungan Rocky pernah mengalami penggenangan. Jadi kebanyakan muka bumi telah pernah diliputi lautan pada masa lalu. Sebaliknya banyak daratan yang telah pernah menjadi laut/lautan.